Pages

Friday, June 24, 2011

Contoh PTK1



UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA(KEM) SISWA KELAS IXF SMPN 1 BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN PELAJARAN 2008-2009
Oleh:I Nyoman Karyawan (Nip.131944321)
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa dengan menerapkan teknik trifokus.Kecepatan efektif membaca dipengaruhi oleh keterampilan isi dalam membaca seperti pe-ngurangan fiksasi,regresi,dan sub vokalisasi.Pandangan periferial yang terlatih dan luas da-pat meningkatkan kecepatan siswa dalam membaca.
Kecepatan efektif membaca (KEM) adalah jumlah kata yang dibaca diba-gi waktu tempuh baca dikalikan pemahaman isi bacaan dikalikan 100%.Satuan dari kecepatan efektif membaca adalah kata per menit(kpm).
Subjek penelitian ini adalah kelas IXF SMPN 1 Banjarangkan ,Kabupaten Klungkung tahun pelajaran 2008-2009 yang berjumlah 44 orang.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.Materi siklus pertama dan kedua berupa bacaan yang jumlah katanya berkisar antara 200 sampai dengan 300 kata.
Data hasil penelitian ini berupa keterampilan siswa,kemampuan memaha-mi isi bacaan, dan KEM. Keterampilan dalam membaca cepat yang meliputi pe-ngurangan fiksasi,regresi,sub vokalisasi,dan pengembangan pandangan periferial.Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi,tes tertulis,dan prak-tik membaca cepat.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketrampilan membaca cepat,yaitu pengurangan fiksasi .Pada kondisi awal sebanyak 39 siswa berhenti agak lama sedangkan pada siklus II semua siswa tidak melakukan fiksa-si. Semua Siswa melakukan regresi pada tes awal ,sedangkan pada siklus II siswa yang melakukan regresi sebanyak 19 orang,sedangkan pada siklus II semua sis-wa tidak melakukan regresi. Pada tes awal masih banyak anak yang melakukan sub vokalisasi,yaitu 9 orang membaca dengan bersuara,30 orang masih terlihat mulutnya bergerak,5 orang membaca diam. pada tes awal semua siswa pandang-an periferialnya sangat sem-pit,sedangkan pada siklus I pandangan periferial sis-wa sudah semakin luas,yaitu 41 orang pandangan periferialnya sedang dan 3 o-rang pandangan periferialnya luas.Pada siklus II siswa yang pandangan periferi-alnya sedang 34 orang dan yang luas 10 orang.Terjadi peningkatan perluasan pandangan periferial.Pemahaman isi bacaan meningkat sebesar 24,4% ,sedang-kan KEM terjadi peningkatan 5,62 %,atau 66,14 kpm.
PENDAHULUANTaufik Ismail mengatakan bahwa siswa di Indonesia rabun membaca , buta menulis , anemi referensi , melarat bahan perbandingan yang disebabkan karena malas membaca buku .Tetapi mata mereka terbelalak bila menonton televisi. (Ismail,2000,43)
Hasil studi yang dilakukan oleh Book and Reading Development (1992) yang dilaporkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa  kebiasaan membaca belum terjadi pada siswa SD dan SLTP. Hasil studi tersebut juga menunjukkan adanya korelasi antara mutu pendidikan secara keseluruhan dengan waktu yang tersedia untuk membaca dan ketersediaan bahan bacaan. Selanjutnya hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa belum dimilikinya kebiasan membaca oleh siswa cenderung memberikan dampak negatife terhadap mutu pendidikan SD dan SLTP secara nasional (Sitepu: 1999).
Pada tahun yang sama, IEA (International Association for Evaluation Education Achievement) mengungkapkan bahwa kebisaaan membaca siswa Indonesia berada pada peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti. Rendahnya kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sekolah.
Rendahnya minat dan kemampuan membaca antara lain tampak pada rendahnya kecepatan efektif membaca (KEM) mereka. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa  pembelajaran membaca di sekolah belum maksimal, kalau tidak boleh dikatakan gagal. Padahal kita mengetahui bahwa rendahnya kemahiran membaca akan sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain, yaitu mahir menyimak listening skills), mahir berbicara (speaking skills), dan mahir menulis (writing  skills) (Tarigan: 1994).
Penggunaan pendekatan, metode, dan teknik membaca yang tidak tepat diasumsikan merupakan salah satu faktor penentu kurang maksimalnya pencapaiaan tujuan membaca di sekolah. Selain itu, alokasi waktu yang  disediakan  untuk pembelajaran masih sangat minim. Akibatnya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh guru untuk pelatihan membaca siswa cenderung diarahkan hanya membaca bacaan-bacaan pendek yang terdapat dalam buku paket. Pemahaman guru terhadap kiat-kiat pengembangan membaca yang baik juga disinyalir sangat kurang.
Demikian juga halnya yang terjadi pada siswa kelas IXF SMPN 1 Banjarangkan, Klungkung,Bali semester I tahun pembelajaran 2008/2009. Dari pengukuran awal diketahui bahwa KEM mereka masih rendah yaitu 106,50 kpm. Angka ini menurut Nurhadi masih jauh dari KEM ideal untuk siswa SLTP, yaitu 250 kpm.
Kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan harus segara ditangani dengan sungguh-sungguh, simultan, dan terencana. Rendahnya KEM siswa akan memengaruhi rendahnya kemampuan mereka dalam menemukan isi bacaan yang dibaca. Hal tersebut akan berakibat pada turunnya minat baca mereka. Pada akhirnya gairah belajar dan prestasi akademik mereka menurun.
Ada dua faktor utama penyebab rendahnya KEM siswa. Pertama, faktor siswa yang terdiri atas: (1) faktor internal antara lain rendahnya minat dan motivasi membaca, penguasaan bahasa yang rendah, dan intelegensi siswa, dan (2) factor eksternal antara lain: keadaan sosial ekonomi siswa, lingkungan yang kurang  kondusif untuk peningkatan kemahiran membaca. Kedua, factor guru antara lain: kemampuan guru dalam memotivasi siswa, dan kemampuan guru mengelola kelas untuk pembelajaran membaca masih kurang.
Teknik Tri Fokus Steve Snyder adalah teori mutakhir yang berkembang saat ini, cukup sederhana, mudah, dan praktis untuk melatih KEM siswa. Di samping itu, teknik ini masih jarang digunakan dalam pelatihan pembelajaran membaca padahal teknik ini sangat sederhana dan mudah. Oleh kerena itu, teknik ini dijadikan solusi terbaik untuk meningkatkan KEM siswa kelas IXF SMPN 1 Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.
Teknik Tri Fokus Steve Snyder merupakan teknik membaca yang terbilang baru. Teknik ini memiliki kelebihan sederhana, praktis, dan inivatif. Teknik ini disebut tri fokus karena mengajarkan pada para siswa untuk mengembangkan pelatihan peripheral mereka dengan latihan "tri fokus", Maksudnya titik konsentrasi pandangan mata terpusat tiga focus (tiga bagian) setiap barisnya. Sebagian dipusatkan di sebelah kiri, sebagian tengah.dan sebagian kanan.
Periferal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3 (1999 : 858) berarti proses melihat tidak mengenai pokoknya. Dalam kaitan ini dapat diartikan bahwa pandangan periferal saat membaca maksudnya ketika kita membaca titik fokus pandangan mata kita tidak tertuju pada satu demi satu kata secara terpisah. Namun satu focus mewakili satu bagian baik yang berupa kelompok kata (frase), klausa, atau bagian berdasarkan penjedaan.
Dalam membaca, pelihatan periferal yang lebih luas berarti adalah kemampuan untuk menerima informasi lebih banyak dalam satu waktu. Kita membaca lebih cepat jika kita memahami satu frasa dalam sekali pandang. Oleh karena itu pelihatan periferal harus dilatih dan ditingkatkan agar lebih luas dan tajam (De Porter 2000 : 270-274).
Berdasarkan hal tersebut di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah "Apakah teknik Tri Fokus Steve Snyder dapat meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa IXF SMPN 1 Banjarangkan pada semester I tahun pelajaran 2008/2009. Adapun tujuan penelitian makalah ini adalah agar siswa memiliki kecepatan efektif membaca yang memadai dan menumbuhkan kemampuan membaca pemahaman (kritis) untuk menangkap informasi dari bacaan dengan cepat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi siswa yang memiliki kecepatan efektif membaca rendah dapat mengetahui kelemahannya dalam membaca cepat dan dapat mengubahnya menjadi kekuatan dalam meningkatkan KEM. Bagi guru agar mengetahui teknik pembelajaran membaca yang sederhana, mudah dan praktis tapi mampu meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.
   
METODE PEMECAHAN MASALAH

Untuk menjawab apakah teknik Tri Fokus Steve Snyder mampu meningkatkan KEM siswa? Berikut ini adalah perlakuan pembelajaran sebelum dan sesudah penggunaan teknik Tri Fokus Steve Snyder.
Pertemuan pertama
Pada perternuan pertama, KEM siswa diukur dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran dilakukan dalam beberapa tahap:
1. Pendahuluan, meliputi: menyiapkan bahan bacaan, menyiapkan alat evaluasi,  dan menyampaikan informasi model kepada siswa tentang KEM.
2. Kegiatan inti, meliputi: siswa membaca wacana dan mencatat waktunya, siswa menjawab soal yang berkait dengan wacana (berupa sepuluh soal pilihan ganda dengan empat jawaban) tanpa membaca wacana.
3. Penutup,  yaitu:  siswa  bersama  guru menghitung KEM yang dicapai.
Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua penulis mengadakan inovasi pembelajaran dengan menggunakan teknik Tri Fokus Steve Snyder.  Pembelajaran dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

TAHAP PRA PEMBELAJARAN;

Pada tahap ini penulis mengadakan persiapan antara lain: membuat rencana pembelajaran, menyiapkan alat-alat implementasi tindakan, menyiapkan bacaan serta alat evatuasi.

TAHAP PEMBELAJARAN:
Pendahuluan:
1. Siswa diajak berbincang tentang KEM hingga terjadi persepsi yang   benar.
2. Siswa diberi motivasi agar tumbuh gairah untuk mengubah diri berkaitan dengan KEM mereka.
Motivasi pertama yang diberikan antara lain dengan menyodorkan kepada mereka dan menvakinkan mereka kalimat-kalimat ini: 
1. Aku sadar membaca itu mudah.
2. Aku pembaca cepat.
3. Aku mampu membaca cepat dan  paham.
Siswa diminta membaca kalimat-kalimat tersebut dalam hati dan menghayati, kemudian menjadikan kalimat-kalimat tersebut sebagai keyakinan awal sebelum membaca. Kegiatan ini penulis sebut dengan pembelajaran sugestif.
Kemudian disampaikan beberapa hal berkait dengan persiapan sebelum membaca. Persiapan ini lebih bersifat teknik ekstemal. Namun demikian, kondisi eksternal ini sangat berpengaruh pada saat siswa membaca. Jika kondisi dan sikap fisik tidak nyaman dan lingkungan penuh gangguan niscaya kemampuan siswa dalam membaca tidak maksimal.
Siswa diminta melakukan persiapan sebelum membaca sebagai berikut:
1. Minimalkan gangguan
2. Duduklah dengan sikap tegak
3. Lihat sekilas seluruh wacana
Kegiatan inti
a.  Siswa dikenalkan dan dilatih pengembangan periferal yang merupakan inti dari teknik trifokus. Latihan ini berupa tes sederhana yaitu : 
1. Lihatlah secara langsung sebuah objek!
2. Rentangkan kedua lengan kalian dengan jari telunjuk mengarah ke atas!
3. Gerakan lengan kalian ke dalam secara perlahan-lahan hingga kalian melihat   jari-jari tadi.
4. Perhatikan cakupan pelihatan mata kalian ketika melihat lurus ke depan!
b.  Setelah latihan tersebut, siswa diberi lembaran wacana yang frasenya dilingkari sebagai fokus membaca.Lingkaran biru fokus 1,warna ungu sebagai fokus 2,dan hijau muda fokus 3. Untuk membaca wacana siswa hanya memperhatikan lingkaran dengan tiga fokus , sebagian tengah, dan sebagian yang kanan. Hal ini dilakukan berulang-ulang beberapa menit. hati secara beriramaInilah latihan trifokus.
Ulah sensasional Pengusaha Nyentrik Semarang Syeh Puji
Pengusaha nyentrik asal Bedono, Jambu, Semarang, Pujiono Cahyo
Wicaksono tidak henti memunculkan sensasi. Akhir Ramadan lalu dia membagi
kan zakat sebesar Rp 1,3 miliar.
Keterangan:
Fokus I Fokus II Fokus III

c.  Siswa diarahkan menggunakan konsep tersebut untuk membaca sesungguhnya. Bacaan yang digunakan berjudul "Sentra Kedelai Masih Terpusat di Jawa". Bintang (imajiner) merupakan fokus, sedangkan garis-garis merupakan kata-kata dalam kalimat. Setelah selesai membaca, siswa menghitung waktu yang digunakan kemudian bacaan dikumpulkan. Sebagai akhir pembelajaran siswa   menjawab pertanyaan yang berhubungan dangan bacaan tanpa melihat teks bacaan. Soal yang dikerjakan berjumlah sepuluh nomor dengan empat pilihan ganda. Sebagai akhir kegiatan pembelajaran siswa mengoreksi hasil tes yang telah dikerjakan. Setelah itu, siswa menghitung sendiri KEM mereka dengan menggunakan rumus yang telah disampaikan.
   
HASIL PENELITIAN
  Pertemuan Pertama
Hasil kegiatan pertemuan pertama diketahui bahwa:
1. Siswa  tampak  biasa-biasa  saja  dalam mengikuti pembelajaran membaca.
2. Karena berulang-ulang mengalami kegiatan membaca dengan model pembelajaran yang sama siswa tampak kurang bergairah.
3. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa rata-rata KEM siswa 114,77 kpm.
Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua terjadi perubahan antara lain:
1. Siswa tampak memiliki motivasi lebih tinggi
2. Siswa lebih bergairah mengikuti pembelajaran
3. Terjadi peningkatan KEM, yaitu 168,58 kpm.


PEMBAHASAN
Terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada kecepatan efektif membaca siswa kelas IXF,yaitu KEM pada tes awal sebesar 106,50 kpm naik menjadi 114 kpm pada siklus dan menjadi 166,54 kpm pada siklus II.Terjadi kenaikan kecepatan efektif membaca dari tes awal ke siklus I sebesar 14,37 kata per menit,sedangkan dari siklus I ke siklus II sebesar 51,77 kata per menit. Jika dikonversi ke skala 10 rata-rata nilai siswa pada tes awal adalah 4,68,siklus I 5,32,dan sklus II 7,20.Sedangkan siswa yang tuntas 6,8 % dari 44 siswa pada tes awal,11,4% pada siklus I,dan 88,65% pada siklus II.Siswa dinyatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh telah mencapai KKM(SMPN1 Banjarangkan 2007 :16)
        
SIMPULAN

Hasil pembelajaran dapat disimpulkan:
1. Rata-rata KEM siswa kelas IXF meningkat dari 106,50 kpm menjadi 166,54 kpm.
2. Teknik Tri Fokus Steve Snyder menumbuhkan motivasi dan kreativitas membaca siswa.
3. Teknik Tri Fokus berpengaruh terhadap cara dan gaya guru mengajar.

DAFTAR PUSTAKA   
De Porter, B dan Hemacki, M. 2000. Quantum teaming: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Harjasujana A. S.dan Yetimulyati. 1966. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud.
Redway, K. M. 2000.Membaca cepat. Jakarta: Pustaka Binama Pressindo.
Sitepu, B. R 2002. Lagi-lagi Membaca. Buietin Pusat Perbukuan.V, 16-21.
Tarigan, H. G. 1994. Membaca sebagai suafu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tim Pelatih Proyek PGSM Propinsi Bali 1999/2000. Peneiltian tindakan kelas (clasroom action reseach) bahan penelitian dosen LPTK dan guru sekolah menengah. Proyek  PPG Dirjend Dikti Depdikbud.
Yulaelawati, EII.''Mahir mambaca kuasai informasi" Buietin Pusat Perbukuan N. (Januari 2000 ) 21 -24.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive